Jumat, 24 Juli 2009

Sastra

Sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.

Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa.

Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah:

* Novel
* Cerita/cerpen (tertulis/lisan)
* Syair
* Pantun
* Sandiwara/drama
* Lukisan/kaligrafi

Puisi

Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.

Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas.

Baris-baris pada prosa dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag, dll). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi terkadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru

Aku (puisi)

AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Selasa, 14 Juli 2009

Pantun

Jalan-jalan ke kota Paris
Banyak cewek yang berbaris
biar mati di ujung keris
asal dapat si nona manis

Senin, 13 Juli 2009

Cerpen

Gadis Itu Bernama Sri Hardinah

Saat itu adalah pekan terakhir di bulan Ramadhan, aku diminta oleh salah seorang panitia Pesantren Kilat untuk menjadi mentor pada acara tersebut. Awalnya aku agak canggung juga untuk menerima tawaran tersebut, maklum disamping aku masih tergolong baru tinggal di kota ini, aku juga masih merasa asing dengan keberadaanku di sini.

Ketika acara pembukaan berlangsung, betapa bergetar hati ini, terpukau dan terpesona dengan seseorang yang menjadi pembawa acara pada pembukaan sanlat. Entah, mengapa begitu berat rasanya bagiku untuk menengadahkan wajahku ke arahnya. Aku benar-benar tak berdaya.

Selepas shalat zuhur, aku bertanya kepada adikku yang juga saat itu menjadi mentor, “dik, itu siapa?” begitulah kurang lebih aku bertanya kepadanya. “kak dina”, jawab adikku.

Sehari setelah pertemuan itu, aku selalu terbayang akan wajahnya yang teduh dan penuh dengan kedamaian. Entah, mungkin ini indikasi bahwa benih-benih cinta mulai tumbuh bersemi dalam hatiku. Keberanikan diriku untuk menanyakan ihwalnya kepada saudaraku.

Syukurlah, saudaraku berkenan untuk mencari dan memberikan informasi tentang wanita itu, dengan catatan aku harus serius dan tidak akan pindah ke lain hati. Dan akhirnya ku ketahui bahwa namanya Sri Hardinah, seorang aktifis dakwah di kalangan tarbiyah.