Senin, 13 Juli 2009

Cerpen

Gadis Itu Bernama Sri Hardinah

Saat itu adalah pekan terakhir di bulan Ramadhan, aku diminta oleh salah seorang panitia Pesantren Kilat untuk menjadi mentor pada acara tersebut. Awalnya aku agak canggung juga untuk menerima tawaran tersebut, maklum disamping aku masih tergolong baru tinggal di kota ini, aku juga masih merasa asing dengan keberadaanku di sini.

Ketika acara pembukaan berlangsung, betapa bergetar hati ini, terpukau dan terpesona dengan seseorang yang menjadi pembawa acara pada pembukaan sanlat. Entah, mengapa begitu berat rasanya bagiku untuk menengadahkan wajahku ke arahnya. Aku benar-benar tak berdaya.

Selepas shalat zuhur, aku bertanya kepada adikku yang juga saat itu menjadi mentor, “dik, itu siapa?” begitulah kurang lebih aku bertanya kepadanya. “kak dina”, jawab adikku.

Sehari setelah pertemuan itu, aku selalu terbayang akan wajahnya yang teduh dan penuh dengan kedamaian. Entah, mungkin ini indikasi bahwa benih-benih cinta mulai tumbuh bersemi dalam hatiku. Keberanikan diriku untuk menanyakan ihwalnya kepada saudaraku.

Syukurlah, saudaraku berkenan untuk mencari dan memberikan informasi tentang wanita itu, dengan catatan aku harus serius dan tidak akan pindah ke lain hati. Dan akhirnya ku ketahui bahwa namanya Sri Hardinah, seorang aktifis dakwah di kalangan tarbiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar